Selasa, 17 Juni 2014

RESUME KELOMPOK III

FOREST FIRE MONITORING (PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DI PROVINSI RIAU)

Ø Penyebab dan luas Kebakaran Hutan di Provinsi Riau


Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan Provinsi Riau/BBKSDA tentang perkiraan luas kerbakaran mulai tanggal 8 – 14 Februari 2014 di Provinsi Riau seluas 3.709 ha terdiri dari :
Ø  Penyebaran Titik Api (Hotspot) di Provinsi Riau

Analisis-Spasial-Titik-Api-di-Provinsi-Riau-Minggu-II-Februari-2014-Greenpeace-4.jpg

Ø  Kerugian dan dampak dari kebakaran hutan di provinsi riau
1.       Kerugian Ekonomi dimana Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menginformasikan bahwa kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan di Provinsi Riau mencapai Rp10 triliun
2.       Dengan terbakarnya hutan, satwa liar akan kehilangan rumah tempat mereka hidup dan mencari makan. Sehingga akan berakibat pada ketidakseimbangan ekosistem
3.       Kebakaran hutan di Indonesia akan membuat bangsa kita kehilangan bahan baku industri yang akan berpengaruh pada perekonomian
4.       Asap dari Kebakaran hutan yang akan membuat masyarakat terganggu dan terserang penyakit yang berhubungan dengan pernapasan
5.       Jumlah hutan yang terus berkurang akan membuat cuaca di Provinsi Riau cenderung panas

Ø KESIMPULAN

                         Penyebab kebakaran hutan dan lahan di Propinsi Riau ataupun di tempat lain di Indonesia bersumber pada kebijakan pengelolaan hutan, lemahnya peraturan perundangan dan penegakan aturan yang ada, dan mekanisme sistem/kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap kebakaran hutan dan lahan.
                         Api tidak bisa sepenuhnya dihilangkan dari ekosistem hutan, beberapa tipe vegetasi hutan merupakan klimaks api. Pengurangan resiko kebakaran hutan dapat ditempuh dengan mempertimbanglkan kearifan lokal dari masyarakat tradisional Rimbawan telah menggunakan api dalam praktek kehutanan yang dikenal dengan istilah manajemen api dalam bentuk Swalling dan Prescribe Burning.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar